Sumber: Kompas
Batik telah menjadi identitas kebudayaan Indonesia yang telah diakui oleh dunia. Motif nya yang beragam serta filosofi indah yang terkandung di dalamnya menjadikan kain ini memiliki nilai seni yang tinggi.
Tidak heran jika keberadaan batik ini seringkali dijadikan simbol bentuk perwujudan akulturasi budaya antara Indonesia dengan negara lain. Misalnya, seperti penggunaan batik Kawung pada interior Masjid Sheikh Zayed di Solo yang baru saja di resmikan pada 14 November 2022 lalu.
Masjid yang merupakan replika dari The Sheikh Zayed Grand Mosque yang ada di Abu Dhabi ini menggunakan batik Kawung sebagai interior pada lantai dan karpet masjid. Di samping penggunaan ornamen bangunan khas Timur Tengah pada beberapa bagian masjid, hal ini adalah sebagai bentuk perwujudan akulturasi budaya antara Indonesia dan Timur tengah.
Alasan Penggunaan Corak Batik Kawung Sebagai Interior Lantai Masjid Sheikh Zayed, Solo.
Meski bangunan masjid ini terlihat sama persis dengan bangunan asli yang ada di Abu Dhabi, penggunaan batik Kawung pada desain interior lantai dan karpet masjid ini tentunya di buat untuk menambahkan unsur-unsur Jawa di dalamnya. Harmonisasi antara kecantikan wastra nusantara khas Jawa dengan ukiran ornamen orisinal Timur Tengah memberikan nuansa budaya yang artistik sekaligus mencirikan nilai persaudaraan antar negara yang kuat.
Mengenal Lebih Dekat Batik Kawung
Jika dilihat dari pengertiannya, makna motif batik kawung merupakan sebuah harapan agar seluruh manusia selalu ingat dan memahami dari mana mereka berasal. Dengan begini, mereka mampu menekan kesombongan karena lupa diri atas jabatan atau harta.
Tidak heran bila sejak dulu orang yang mengenakannya akan tampak berwibawa, mampu menahan serta memberikan benteng terhadap dirinya sendiri. Sehingga menciptakan keharmonisan dalam norma, sikap, serta hubungan antar manusia.
Hawa nafsu adalah musuh terbesar manusia. yang dapat menghancurkan manusia dalam sekejap, menimbulkan pertumpahan darah, bahkan, merusak tatanan persaudaraan dan kekeluargaan. Oleh karena itu, sebagai pengingat Motif Batik tersebut dibuat.
Sejarah Dibalik Keindahan Motif Kawung
Batik Kawung pertama kali dikenal pada abad ke-13 di pulau Jawa, yang diciptakan oleh salah satu Sultan kerajaan Mataram. Pada awalnya motif ini muncul pada ukiran dinding di beberapa candi di Jawa seperti Prambanan. Dalam kaitannya dengan kata ‘suwung’ yang berarti kosong, motif Kawung menyimbolkan kekosongan nafsu dan hasrat duniawi, sehingga menghasilkan pengendalian diri yang sempurna.
Kekosongan ini menjadikan seseorang netral, tidak berpihak, tidak ingin menonjolkan diri, mengikuti arus kehidupan, membiarkan segala yang ada disekitarnya berjalan sesuai kehendak alam. Motif batik jenis Kawung ini selalu dikenakan oleh semar sebagai gambaran sosok yang bijaksana.
Fakta Menarik Batik Kawung
Dibalik pesona kainnya, batik ini juga memiliki fakta unik yang menarik untuk dibahas. Misalnya pada zaman dulu, batik Kawung ini tidak dapat dipakai oleh sembarang orang, batik ini hanya bisa dikenakan oleh para petinggi di lingkungan keraton saja. Tidak heran, pemilik motif ini begitu dihormati serta dijunjung tinggi harkat serta martabatnya oleh masyarakat sekitar.
Kemudian menurut sejarah, motif Kawung ini merupakan motif paling tua di Tanah Jawa, bentuknya bulat tetapi tidak sempurna. Hampir ke lonjong, inspirasi ini
diambil dari buah kawung atau bisa juga disebut dengan kolang-kaling. Beberapa orang juga menyebutnya sebagai kelapa hingga Aren. Tidak sedikit juga yang mengira sebagai bunga teratai atau lotus.