Perayaan Natal merupakan salah satu momen yang dinanti umat Kristiani. Biasanya mereka akan berkumpul bersama keluarga untuk merayakan malam Natal bersama. Tradisi perayaan Natal ini, sejatinya tidak hanya sebatas menghias pohon natal, tetapi juga diisi dengan kegiatan unik dan menyenangkan. Tapi, tahukah Sahabat WBI, jika ternyata masyarakat Batak juga memiliki tradisi unik dalam menyambut
datangnya hari Natal dan Tahun Baru loh! Tradisi tersebut diberi nama dengan Marbinda. Tradisi ini sudah dijalankan secara turun-temurun dan dilaksanakan setiap tahun.
Lantas, seperti apakah tradisi ini? Yuk, kita simak informasinya berikut ini!
Marbinda merupakan tradisi menyembelih hewan yang dilakukan oleh masyarakat Batak Toba, Sumatera Utara, setiap menjelang hari raya Natal dan Tahun Baru. Tradisi ini adalah simbol kebersamaan sekaligus pengikat persaudaraan bagi orang Batak. Biasanya hewan-hewan yang dapat disembelih pada tradisi ini adalah hewan berkaki empat seperti Sapi, Kerbau, atau Babi.
Dibeli dari Uang yang Dikumpulkan Masyarakat Setempat
Hewan yang disembelih pada tradisi Marbinda ini merupakan hasil tabungan masyarakat yang telah dikumpulkan sebelumnya. Uang tabungan tersebut berasal dari hasil penjualan padi yang dipanen oleh masyarakat setempat. Oleh karena itu, mereka akan membeli hewan sesuai dengan kesepakatan bersama. Dari sini kita dapat melihat jika tradisi ini begitu memperlihatkan wujud kebersamaan antar warga
khususnya ketika mengambil keputusan secara bersama-sama. Setelah mereka membeli hewan. selanjutnya, hewan tersebut akan disembelih, Dimasak dan dibagikan kepada masyarakat secara sama rata. Kegiatan memasak daging sembelihan Marbinda ini pun dikenal dengan nama Marhobas.
Dilaksanakan Secara Bergotong-Royong
Pelaksanaan tradisi Marbinda ini tentunya tidak lepas dari gotong royong masyarakatnya. Mulai dari menyembelih hingga memasak daging tersebut. Dahulu, pembagian daging ini disajikan dalam bentuk mentah dan matang. Tujuannya agar setiap masyarakat bisa mencicipi masakan daging yang sama rata.
Tradisi Marbinda yang dilakukan oleh masyarakat Batak Toba ini bertujuan untuk mengeratkan kebersamaan masyarakat, membangun rasa gotong-royong, serta sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan. Sesuai dengan prinsip “Si Sada Hudon” yakni makan dari satu ternak yang sama sebagai bentuk kebersamaan.
Pada tradisi ini kita dapat melihat bagaimana masyarakatnya saling bekerjasama dan bergotong-royong. Marbinda sudah dilakukan secara turun temurun oleh masyarakat Batak Toba. Meskipun tidak semeriah dahulu, tradisi ini masih terus dipertahankan oleh warga lokal sebagai upaya untuk melestarikan budaya Batak.