Dalam rangka merayakan hari Raya Imlek, Warisan Budaya Indonesia Foundation menggelar sebuah acara bertajuk “Cap Go Meh 2024”. Acara ini dilaksanakan pada hari Jumat, 23 Februari 2024, bertempat di Majapahit Lounge, The Dharmawangsa, Jakarta Selatan
Sesuai dengan tema warna imlek, dekorasi dalam acara tersebut dibuat semenarik mungkin dengan nuansa merah yang cantik, ditambah dengan sentuhan dekorasi Imlek seperti lampion, kipas, dan dekorasi nusantara berupa kain batik peranakan yang dipajang secara indah di area ruangan tersebut. Tidak hanya itu, para pengunjung pun tampil cantik dan anggun dengan menggunakan dresscode busana peranakan. Seperti yang kita ketahui bersama, busana dengan gaya peranakan ini merupakan bentuk asimilasi budaya Tiongkok dengan Indonesia, salah satunya seperti kebaya encim yang biasa dikenakan perempuan Tionghoa yang telah menikah.
Kebaya Encim ini biasanya dipadukan dengan kain batik dari berbagai daerah di Jawa, seperti Semarang, Lasem, Tuban, Surabaya, Pekalongan dan Cirebon. Busana ini didominasi dengan warna-warna cerah seperti merah muda, kuning, ungu, oranye, serta hijau. Adapun untuk motif yang paling banyak ditonjolkan adalah motif bunga dan burung merak.
Selain kebaya Encim, Cheongsam juga termasuk kedalam busana khas peranakan. Meski Cheongsam ini merupakan kostum tradisional perempuan Cina, namun di Indonesia, Cheongsam ini dibuat dengan perpaduan kain batik Indonesia yang motifnya mendapat pengaruh dari kebudayaan China.
Acara yang berlangsung selama satu hari ini dipandu secara meriah oleh Gista Wishnutama, Agam Riadi, Didi Budiardjo, Carmanita, Nita Seno Adji, Sarita Ibrahim, EPA Putri, Eni Joe dan Celina Hadiningrat. Adapun rangkaian acara yang ditampilkan dalam acara tersebut salah satunya adalah peragaan busana dari sejumlah desainer-desainer WBI seperti Nita Seno Adji, Putroh Ramadhan, Putri Pare, Wilsen Willim, Ghea Sukasah, Mel Ahyar, Carmanita, Didi Budiardjo, Danny S & Denny Wirawan.
Selain peragaan busana, acara Cap Go Meh ini juga menghadirkan karya dari Akhsan, Jana, Tiyasa, EPA, Eko Kemenko dan Mariko. Semuanya dikemas dalam sentuhan budaya Peranakan yang kental dan menawan. Dengan sentuhan kreatif mereka, karya tersebut tidak hanya menjadi simbol keindahan, tetapi juga representasi harmoni antara budaya Tionghoa dan Indonesia.
Acara Cap Go Meh ini bukan hanya menjadi ajang perayaan hari raya Imlek semata, tapi juga sebagai momen peresmian Galeri WBI Store di Bimasena. Galeri ini berlokasi di Majapahit Lounge, The Dharmawangsa, Jakarta Selatan. Disini para pengunjung dapat melihat dan membeli aneka produk wastra, busana, hingga kerajinan budaya Indonesia yang merupakan karya UMKM budaya. Dengan dibukanya Galeri WBI juga diharapkan dapat menjadi tempat bagi pecinta budaya untuk berkolaborasi menampilkan karya-karya mereka