Indonesia memiliki jutaan ragam kekayaan warisan budaya yang tersebar hampir di seluruh penjuru Nusantara. Mulai dari musik, tarian, adat istiadat hingga kuliner daerahnya yang khas. dan sambal merupakan salah satu warisan budaya Nusantara yang jadi primadona hampir di seantero negara.
Sambal identik dengan rasanya yang pedas dan gurih. Warna merah yang dihasilkannya pun membuat selera makan menjadi meningkat. Uniknya, setiap daerah di Indonesia memiliki ciri khas sambalnya tersendiri, mulai dari sambal matah, sambal terasi, sambal goang, hingga sambal tempoyak.
Sambal Tempoyak merupakan sambal khas masyarakat Sumatera yang terbuat dari proses fermentasi buah durian. Sambal ini biasanya dikonsumsi sebagai sambal, bumbu penyedap, hingga pelengkap bahan masakan.
Atas keunikannya itu, Sambal Tempoyak khas Palembang ini pun berhasil menyabet penghargaan Warisan Budaya Tak Benda dari UNESCO.
Kata “Tempoyak” sendiri adalah sebutan untuk buah durian yang difermentasi. Proses pembuatannya pun diawali dengan mengambil bagian daging durian lalu ditaburi sedikit garam dan disimpan selama beberapa hari dalam wadah yang tertutup.
Kemudian, setelah durian tersebut berubah menjadi asam, barulah bisa dijadikan sebagai bahan baku untuk membuat sambal.
Untuk cita rasanya sendiri tergolong unik, karena memiliki rasa asam yang dihasilkan dari proses fermentasi pada buah durian. Dilansir dari laman dispar.lampungtengahkab.go.id, tempoyak ini diketahui telah menjadi bahan pelengkap masakan di Sumatera Selatan, lampung, Jambi, Bengkulu dan Kalimantan.