Tahukah Sahabat WBI, budaya arisan yang kini sering kita temui di berbagai komunitas di Indonesia ternyata memiliki akar sejarah yang cukup panjang dan menarik. Konon, budaya arisan mulai populer di Indonesia pada sekitar tahun 1980-an, dan sejak itu menjadi salah satu cara masyarakat menjaga silaturahmi sekaligus membantu ekonomi anggota kelompok.
Keanggotaan dalam kelompok arisan biasanya terbentuk dari lingkungan sosial yang sudah saling mengenal, seperti warga RT atau RW, keluarga besar, komunitas, hingga rekan kerja. Melalui arisan, para anggota secara bergiliran menerima dana yang bisa digunakan untuk keperluan pribadi atau kebutuhan mendesak. Di balik kegiatan sederhana ini, tersimpan nilai-nilai kekeluargaan, kebersamaan, dan gotong royong yang kental.
Menariknya, menurut Dr. Linda Darmajanti, MT, seorang sosiolog dari Universitas Indonesia, arisan modern memiliki hubungan erat dengan tradisi lama masyarakat Jawa yang disebut “jimpitan.” Tradisi ini merupakan bentuk solidaritas sosial yang dilakukan dengan cara mengumpulkan beras sejimpit dari setiap rumah di suatu wilayah, biasanya untuk keperluan bersama atau membantu warga yang sedang kesulitan.
Istilah “jimpit” sendiri berasal dari bahasa Jawa yang berarti ‘secubit’ atau ‘sejumput’. Meski tampak kecil, beras yang dikumpulkan setiap hari itu bisa menjadi cadangan logistik penting di masa sulit atau digunakan sebagai dana darurat kampung. Praktik ini mencerminkan semangat gotong royong yang sangat kuat dalam budaya masyarakat Jawa kala itu.
Seiring perkembangan zaman, konsep jimpitan mulai bertransformasi. Pada era modern, beras digantikan dengan iuran uang, dan mekanismenya menjadi lebih terorganisir, seperti penentuan giliran penerima melalui undian atau sistem rotasi. Transformasi ini yang kemudian kita kenal hingga sekarang sebagai arisan.
Lebih dari sekadar kumpul-kumpul dan iuran uang, arisan adalah wujud pelestarian nilai kebersamaan yang telah diwariskan secara turun-temurun dalam budaya Indonesia. Dari beras sejimpit hingga amplop berisi uang, semangat saling membantu tetap menjadi inti dari tradisi ini.